« Home | The Beauty of Flight Attendant » | Spotting di Hari Minggu » | GROUND HANDLING » | Bandar Udara Tjilik Riwut » | FOO Tugas dan Wewenangnya » | Spotting 10 April 2006 » | HUT TNI AU (Unpublished Photo) » | My Lady at Work » | Boeing 747-300 Saudi Arabian Arlines » | HUT TNI AU KE 60 »

ILS (Instrumen Landing System)

ILS adalah piranti pendukung navigasi udara yang digunakan untuk memantu penerbangan dalam melakukan pendaratan. Sebagai alat bantu pendaratan ILS mampu membantu para penerbang dalam mendaratkan pesawat dalam keadaan cuaca buruk sekalipun bahkan di bandara-bandara yang mendukung ILS CAT II dan III ILS dapat membantu pendaratan pesawat secara otomatis (Autoland).


Pada saat pilot memutuskan melakukan pendaratan dengan menggunakan ILS maka ia telah memutuskan pendaratan dengan menggunakan instrument. Instrumen ILS terdiri dari :

  • Localizer Transmitter
  • Glidepath Transmitter
  • Outer Marker
  • Approach Lighting System, VASI (Visual Approach Slope Indicator)

ILS digunakan sebagai alat bantu pendukung pendaratan, yang memungkinkan penerbang mendaratkan pesawatnya ditempat atau diposisi yang telah ditentukan. Pesawat harus mendarat tepat ditengah landasan Sebagai acuan pesawat mendarat dengan sudut kemiringan 3 derajat, dibantu oleh sinyal peralatan Localizer dan Glidepath secara berurutan. Aspek horizontal dan vertical sangat dibutuhkan oleh penerbang ketika hendak mendaratkan pesawatnya, dalam mendaratkan pesawatnya penerbang selalu berpatokan pada prosedur pendaratan dengan dibantu fasilitas navigasi sesuai dengan sudut glide slope yang telah ada.

Kategoti ILS ada 3, didasarkan pada kehandalannya :

  • Kategori I : Digunakan dan diizinkan untuk pesawat dengan decision height (DH) diatas 200 ft sebagai referensi ILS.Titik referensi ILS ini berada 150 meter dari tempat pesawat melakukan pendaratan.
  • Kategori II : Digunakan untuk pesawat dengan DH diatas 50 feet dari titik Referensi ILS.
  • Kategori III : Digunakan untuk pesawat dengan DH bebas, tetapi sesuai dengan petunjuk prosedur pendaratan dan clearance yang diberikan.

LOCALIZER

ILS diletakkan di daerah landasan pacu (runway), dimana ILS dilengkapi oleh dua pemancar radio yang memancarkan sinyal-sinyal radio beam. Pemancar yang pertama dinamakan localizer, dimana antenna alat ini diletakkan dipenghujung landasan yang digunakan sebagai approach runway. Alat ini akan memacarkan sinyal radio dengan daya 100 watt (freq 108,10 Mhz sampai 111,95 Mhz) dalam posisi vertical kemana ILS approach akan dipancarkan. Transmitter dan antenna localizer ditempatkan pada posisi yang sama. Pemancar localizer akan memancarkan poisisi letak center line dari pada landas pacu yang akan digunakan. Pemancar localizer akan menghasilkan dua transmitter yang beroperasi dengan channel frekwensi yang sama akan tetapi modulasi amplitude yang berbeda. Stasiun localizer diidentifikasi dengan code 4 angka dengan modulasi pada 1.020 Mhz, juga dengan diidentifikasi dengan sinyal suara.

GLIDE PATH

Pemancar kedua dinamakan glidepath, antenna ini ditemapatkan di suatu lokasi berjarak 150 meter dari pinggir landasan pacu dan berjarak 300 meter (750 ft) dari batas awal landasan pacu (beginning runway). Alat ini akan memancarkan radio beam RF sebesar 4 watt yang sifatnya mendatar/horizontal sekitar 2.5 - 3 derajat menjulang ke atas kearah dimana ILS approach akan dilakukan. Glide slope mempunyai 40 channel dengan spasi 150 khz dalam dengan frekwensi UHF 329,15 Mhz – 335 Mhz.

ILS MARKER BEACON & COMPAS LOCATOR STATION

Marker Beacon terdiri dari 2-3 transmitter yang memberikan informasi tentang precision approach pendaratan, digunakan sebagai alat untuk memberikan koreksi pendaratan yang akan dilakukan. Di stasiun ini jika memungkinkan di instalasi compass locator. Outer Marker digunakan sebagai indikasi petunjuk bagi penerbang untuk meng-intercept jalur glidepath.
Outer Marker biasanya diletakkan 4-6 mil dari runway, dimana OM bekerja dengan frekwensi amplitudo 75 Mhz dengan freq 400 Hz. OM stasiun di identifikasi oleh sinyal suara frkewensi 400 Hz yang secara kontinyu memancarkan sinyal sinyal suara mendatar (1,5 detik) atau mengaktifikan sinyal lampu biru di cockpit pesawat.
Middle Market terletak 0,6 Mil dari runway, seperti OM MM bekerja pada frekwensi amplitude 75 Mhz dengan freq 1.300 Khz. MM secara kontinu memancarkan sinyak suara titik (0,5 detik), mengaktifikan sinyal lampu warna amber di cockpit pesawat.






LOCALIZER & GLIDE PATH

Perpotongan sinyal beam, yakni beam vertical dan horizontal ini akan membentuk garis yang biasanya disebut ILS approach glidepath. Glidepath ini yang akan diikuti oleh penerbang dalam mendaratkan pesawatnya hingga dapat menyentuh landasan pacu tepat ditengah-tengah (centerline) dan tepat touchdown di runway sejauh 350 meter dari beginning runway.
Sinyal glidepath dapat ditangkap pada ketinggan 2.500 ft. Pada saat roda-roda pesawat hendak menyentuh landasan, yakni pada ketinggan 65 ft maka radio altimeter akan bereaksi melakukan flare-out, yakni saat bagi pesawat untuk mengangkat hidung,tetapi pesawat tetap menurun dengan perlahan sampai menyentuh landasan (untuk boeing 737 biasanya kecepatan mendarat 140 knot)

Berlangganan, masukkan e-mail Benfrizs Personal Blog!


powered by Bloglet
www.flickr.com
This is a Flickr badge showing public photos from benfrizsmalau. Make your own badge here.